Mohon tunggu...
Marwa AnindhyaMahardika
Marwa AnindhyaMahardika Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Baris berbaris

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Satu Hari

29 September 2022   08:25 Diperbarui: 29 September 2022   08:26 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah kegiatan itu, Anin dan Endah pulang. Rasanya badan mereka sudah remuk, karena lelah. Tidak sampai 10 menit mereka sudah sampai di rumahnya masing - masing. Anin sampai di rumah pada pukul 23. 10, waktu yang sangat malam bagi perempuan pulang pada larut malam. Mungkin orang yang tidak mengetahui cerita Anin dan teman - temanya akan menganggap mereka nakal, tetapi Anin tidak peduli karena apa yang mereka lakukan merupakan hal yang positif. Karena dari satu hari itu banyak pengalaman baik yang didapat oleh Anin dan teman - temannya.

                             EPILOG

Dalam perjalanan pulang dari rumah Rini, mereka terhenti karena lampu merah. Di jalan Anin dan Endah selalu bernyanyi atau bershalawat. Namun ketika di lampu merah perhatian Anin tertuju pada anak laki - laki yang sedang duduk di pinggir jalan. Pakaianya lusuh dan badannya kotor, di sampingnya terdapat karung yang digunakannya untuk mencari rupiah.

"Endah kasian, kasih uang jangan atau makanan? " tanya Anin.

"Ini aja, somay yang tadi aku beli kasihin" jawab Endah

Endah memanggil anak laki - laki itu sambil memberikan somaynya. Anak itu lalu mengambilnya dan mengucapkan terimakasih. Somay yang diberikan Endah langsung dimakan oleh anak itu dengan lahap.

Tidak hanya anak laki - laki itu saja, di lampu merah selanjutnya adalah anak perempuan yang kira - kira berumur 10 tahun. Penampilanya lusuh dan wajahnya kotor. Tangan kirinya memegang keler yang berisi uang.

"Teh minta uangnya teh, plis tehh, tehh minta tehh!! " rengek anak itu sambil memaksa

Anin dan Endah hanya diam saja, bukannya tidak ingin memberi tapi mereka yakin kalau dibalik anak yang meminta itu pasti ada orang tua yang tidak bertanggung jawab atau bahkan oknum negatif yang menjadikan anak itu sebagai ladang rupiah. Pendapat mereka semakin kuat ketika di dalam keler anak itu sudah terisi uang banyak. Semakin lama anak itu semakin memaksa bahkan mengeluarkan kata kasar kepada Anin dan Endah. Karena lampu sudah berubah menjadi hijau, mereka melaju kembali meninggalkan anak itu yang sebelumnya mengatai mereka dengan kata kasar.

Melihat hal itu Anin berfikir seharusnya anak sekecil mereka pada jam semalam itu sedang tidur di kasur yang hangat. Tetapi mereka harus mencari nafkah karena keadaan. Anin semakin bersyukur terhadap apa yang dia miliki. Meskipun Anin terkadang ditimpa masalah tapi Anin masih bisa merasakan hangatnya kasur, selimut dan kasih sayang dari orang tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun