Mohon tunggu...
Maruhum Sanni Sibarani
Maruhum Sanni Sibarani Mohon Tunggu... Akuntan - NIM: 55522120005 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Welcome !

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditng Perpajakan

13 Juni 2024   23:57 Diperbarui: 14 Juni 2024   00:20 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prof Apollo// Hanacakra

Melalui sintesis dari berbagai pengaruh ini, Hegel mengembangkan model dialektika yang kompleks sebagai alat untuk memahami perubahan dan perkembangan dalam sejarah, kesadaran, dan pemikiran manusia. Model ini menjadi landasan bagi banyak aspek pemikiran Hegel, termasuk filsafat politik, filsafat sejarah, dan filsafat agama.

Hanacaraka, Hermeneutika dan Pemeriksaan Pajak

Hanacaraka adalah sistem penulisan aksara Jawa yang digunakan untuk menulis bahasa Jawa, khususnya pada masa lampau dan masih digunakan secara terbatas dalam konteks kebudayaan dan kesusastraan Jawa. Hanacaraka juga sering disebut sebagai Carakan atau Surakarta.

Sementara itu, hermeneutika adalah sebuah disiplin dalam filsafat dan teori sastra yang berkaitan dengan interpretasi teks dan makna. Hermeneutika berusaha untuk memahami dan menjelaskan bagaimana kita memahami teks, baik teks sastra maupun teks lainnya, dan bagaimana makna dikonstruksi dalam proses interpretasi. Filosof Jerman Friedrich Schleiermacher dan Wilhelm Dilthey adalah beberapa tokoh utama dalam pengembangan hermeneutika modern.

Tampaknya tidak ada hubungan langsung antara Hanacaraka, hermeneutika, dan pemeriksaan pajak. Namun, jika kita mencoba untuk menghubungkan ketiganya secara lebih abstrak, kita mungkin dapat menemukan beberapa titik hubungan:

1. Keterkaitan dengan Budaya dan Sejarah:

   - Hanacaraka sebagai sistem penulisan aksara Jawa adalah bagian dari budaya dan sejarah Jawa. Hermeneutika, sementara itu, sering digunakan untuk memahami dan menganalisis teks-teks klasik dan budaya. Dalam konteks pemeriksaan pajak, pengetahuan tentang budaya dan sejarah suatu daerah atau perusahaan dapat penting dalam memahami konteks pajak lokal dan praktik bisnis.

2. Interpretasi dan Analisis:

   - Hermeneutika adalah tentang interpretasi teks dan makna. Dalam pemeriksaan pajak, auditor perlu melakukan interpretasi terhadap dokumen keuangan dan pajak untuk memahami kondisi keuangan perusahaan dan memeriksa kepatuhan perpajakan. Kemampuan untuk menganalisis dan menginterpretasi informasi dengan cermat adalah keterampilan yang penting dalam kedua konteks ini.

3. Konteks Multikultural:

   - Hermeneutika sering diterapkan dalam konteks yang multikultural di mana interpretasi teks dapat dipengaruhi oleh budaya, bahasa, dan konteks historis. Dalam pemeriksaan pajak, auditor mungkin perlu memahami konteks multikultural dari perusahaan atau individu yang diperiksa, terutama jika mereka memiliki bisnis atau transaksi lintas negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun