Rasulullah saw bersabda: " Tidak ada hari-hari yang lebih utama di sisi Allah saw dari pada sepuluh hari". Mereka bertanya: "Dan tidak ada yang serupa dengannya fi sabilillah?" Beliau menjawab:"kecuali orang yang melumurkan wajahnya di tanah".
HR. At-Thahawi dalam Syarhu Musykilul Atsar no 2973 dan Abu Uwanah dalam Mustakhraj no 3243 dengan dengan redaksi "dari seouluh hari bulan Dzul Hijjah" sebagai ganti dari "sepuluh hari".
Ibnu Mandah  mengatakan: Sanadnya muttashil hasan, Abul Faraj  Ats-Tsaqfi mengatakan Isnadnya shahih muttashil, Al-Mundziri megatakan tentang sanandnya Al-Bazzar: hasan. (Tahqiq Mustakhraj Abu Uwanah Cet Jami'ah Islamiyyah juz 8 hal 214)
4. Di Dalamnya Ada Hari Arafah
Rasulullah saw mengatakan:
"Haji Itu Arafah, haji itu Arafah, Haji itu Arafah". HR. At-Tirmidzi no 2975. At-Tirmidzi mengatakan: ini adalah hadits hasan shahih.
Hari Arafah terdapat pada sepuluh pertama bulan Dzul Hijjah, tepatnya hari ke 9
5. Penyempurnaan puasa nabi Musa as sebelum bermunajat kepada Allah swt
Allah berfirman:
"Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), Maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam".
Para mufasir mengatakan, bahwa Nabi Musa as sebelum bermunajat kepada Allah swt berpuasa terlebih dahulu selama tiga puluh hari, dan disempurnakan sepuluh hari menjadi empat puluh hari. Mayoritas mengatakan bahwa tiga puluh hari itu adalah bulan Dzul Qa'dah dan sepuluh hari itu adalah awal bulan Dzul Hijjah.