Pendapat Syaikh Al-Utsaimin
Syaikh Al-Utsaimin nampaknya melepaskan dari paradigma-paradigma di atas, dan menghindari perdebatan yang berbelit-belit tanpa dilandasi dalil yang jelas. Beliau menggunakan pendekatan realita yang mudah.
Beberapa hal yang beliau katakan seputar tema di atas:
- Al-iradah hiyan niyyah (kemauan itu adalah niat), maka seseorang tidak makan dia akhir malam kecuali untuk puasa, sekiranya tujuannya semata-mata untuk makan bukan kebiasaannya makan di waktu itu. (juz 19 hal 176)
- Niat bukanlah sesuatu yang dikerjakan dan diupayakan. Semata-mata seseorang melaksanakan aktifitas maka sesungguhnya telah niat.
- Niat bukanlah sesuatu yang berat, semata-mata seseorang berdiri, makan dan minum maka dia sesungguhnya telah niat. (Majmu' Fatawa wa Rasailul Utsaimin juz 19 hal 178)
- Pendapat yang kuat, bahwa niat puasa Ramadhan  di permulaan bulan sudah cukup, tidak membutuhkan pembaharuan niat untuk setiap hari, Allahumma.. kecuali tatkala terdapat sebab yang membolehkan tidak puasa di tengah bulan maka pada saat itu harus dengan baru untuk puasa. (Juz 19 hal 177)
Wallahu a'lam bish shawab.
Yogyakarta, 1 Ramadhan 1441 H/23 April 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!