Mohon tunggu...
Muhammad  Arsyad
Muhammad Arsyad Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang kapiran dan serabutan

Seorang kapiran dan serabutan. Masih Kuli-ah di IAIN Pekalongan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dukun Terakhir

6 Januari 2020   16:27 Diperbarui: 6 Januari 2020   16:51 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apanya yang keparat kang?" Pardun bertanya.

"Lihat saja sendiri."

"Bajingan tengik! Dia telah mengkhianati kami." giliran Pardun mengumpat.

"Kita harus bagaimana kang?" tanya Rasman.

"Aku akan menghajarnya!" kang Tinus hendak beranjak, namun Rawis menahan tangannya.

"Nanti dulu, kang!"

"Kenapa? Kamu takut abangmu mati?" tanya kang Tinus menoleh ke arah Rawis, wajahnya berbinar.

"Walau bagaimana, Mahmudin anak Ki Darsi, dan saya adiknya." Jawab Rawis, melepaskan tangan kang Tinus.

Kang Tinus berbalik, "maksudmu..." belum selesai bicara, Rawis langsung nyamber.

"Iya, biar saya yang urus Mahmudin." Setetes air mata keluar dari mata Rawis.

"Kamu hendak membunuhnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun