Mohon tunggu...
Marshel Leonard Nanlohy
Marshel Leonard Nanlohy Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Finding God In All Things

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Es Krim (Cerita Pendek)

13 Juli 2024   12:29 Diperbarui: 13 Juli 2024   12:31 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu sudah siap?" tanya ibu, semringah.

"Maksudnya, siap gimana, bu?" balasku, mengembalikan pertanyaannya.

"Ketemu Nisa dan Nala. Kamu jadi ketemu mereka hari ini, kan?"

"Hah....ibu tahu dari mana...?"

"Hari ini," balas ibu, menjawab pertanyaanku. "Hari Jumat, nak..." lanjutnya.

Aku tidak menghiraukan ibu untuk pertama kalinya, sambil melangkahkan kaki, aku berjalan menuju lemari pakaian, lalu mengambil baju putih peninggalan ayah. Warnanya yang semula putih, perlahan berubah menjadi kuning. Kemeja itu terlihat pudar, terlalu pucat untuk dikatakan sebagai warna kuning, namun terlalu kusam untuk disebut sebagai warna putih.

Bukan, penyebabnya bukanlah waktu, bukan juga jamur. Warna kuning ini disebabkan oleh tumpahan es krim yang dimakan Nala setiap Hari Jumat. Setiap tetesnya mengalir, perlahan-lahan, melumuri kemeja ini sehingga hampir seluruh bagiannya menguning.

Hari Jumat kali ini, aku telah membulatkan tekadku. Aku mengendarai mobilku, sekali lagi pergi untuk membeli es krim kesukaan Nala di sebuah toko, yang lokasinya tidak jauh dari tempat kerjaku dulu.

Kantong mataku semakin tebal dan menghitam, kelopak mataku semakin meredup, menjadi sayu karena kurang tidur. Hari itu, aku menggunakan kemeja putih favorit ayah, meskipun sekarang menjadi sedikit kuning dan lusuh. Selain menjadi baju favorit ayah, kemeja itu juga menjadi tempat favorit Nala menumpahkan es krimnya.

Setelah membeli es krim favorit Nala, aku segera menuju ke mobil, menaruhnya di kursi tengah dengan hati-hati, supaya tidak tumpah dan berceceran mengotori kursi mobilku lagi.

Mobilku melaju kencang, sangat kencang, lebih kencang dari sebelumnya. Aku menginjak pedal gas lebih dalam lagi. Hari Jumat itu, langitnya sangat indah. Matahari menyambutku, memancarkan sinarnya dengan begitu cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun