Proses Pengembangan Kurikulum
Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dan menjadi faktor utama yang menentukan kesuksesan atau kegagalan dalam dunia pendidikan, yang diimplementasikan oleh pendidik. Oleh karena itu, dalam proses penyusunan kurikulum, sangat penting untuk melakukan perencanaan yang cermat dan teliti agar dapat menghasilkan kualitas pendidikan (output) yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dari definisi tersebut, dapat diidentifikasi empat elemen atau aspek utama dalam kurikulum, yang pertama adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Kedua, materi yang meliputi pengetahuan, informasi, data, aktivitas, dan pengalaman yang menjadi dasar dari penyusunan kurikulum itu sendiri. Ketiga, metode dan pendekatan yang digunakan oleh guru dalam mengajar, yang tidak hanya bertujuan untuk menyampaikan materi, tetapi juga untuk memotivasi siswa agar dapat belajar secara efektif dan menuju tujuan yang telah ditetapkan. Keempat, adalah metode dan cara-cara evaluasi yang diterapkan untuk mengukur dan menilai keberhasilan kurikulum serta hasil dari proses pendidikan yang dirancang melalui kurikulum tersebut.
Definisi kurikulum yang telah dijelaskan di atas juga dapat dianalisis lebih dalam dalam konteks pengembangan kurikulum, yaitu suatu proses yang melibatkan perencanaan tentang isi dan materi pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa serta cara-cara yang tepat untuk mempelajarinya. Davit Pratt (1980), sebagaimana yang dikutip oleh Umar dkk (2016: 10), mengartikan pengembangan kurikulum sebagai sebuah proses atau kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan dipikirkan dengan matang untuk menghasilkan kurikulum yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran oleh para guru di sekolah.
Prinsip-prinsip dalam pengembangan kurikulum sangat penting untuk diperhatikan. Prinsip-prinsip ini meliputi relevansi, yang mengacu pada kesesuaian antara kurikulum dengan kebutuhan pendidikan, fleksibilitas yang memberikan ruang untuk penyesuaian sesuai dengan kondisi dan perkembangan, kontinuitas yang mengharuskan kurikulum bersifat berkelanjutan, serta efektivitas yang menilai apakah tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Selain itu, ada pula prinsip efisiensi yang menyatakan bahwa kurikulum harus sesuai dengan kondisi yang ada, serta prinsip praktis yang menekankan bahwa kurikulum harus mudah diterapkan oleh siapa saja yang terlibat dalam proses pendidikan.
Oleh karena itu, kurikulum sebagai acuan untuk mencapai tujuan pendidikan tidak hanya mengandalkan satu konsep saja, melainkan harus melalui pengembangan yang sistematis. Hal ini bertujuan untuk melengkapi segala kekurangan yang ada, dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar dalam pengembangan kurikulum.
Dahwadin dan Nugraha (2019: 26-27) menjelaskan bahwa dalam pengembangan kurikulum, ada dua proses utama yang harus dilakukan, yaitu pengembangan pedoman kurikulum itu sendiri dan pengembangan pedoman instruksional yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran.
1. Pedoman kurikulum
a. Latar Belakang : Bagian ini mencakup rumusan tentang falsafah pendidikan yang mendasari lembaga tersebut, tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan, serta populasi sasaran yang akan dilayani. Selain itu, bagian ini juga menjelaskan rasionalitas atau dasar pemilihan bidang studi atau mata pelajaran yang diajarkan, struktur organisasi lembaga pendidikan, dan rincian mengenai bahan pelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
b. Silabus : Silabus merupakan penjabaran yang lebih mendalam mengenai mata pelajaran yang diajarkan, termasuk ruang lingkup materi yang akan dipelajari (scope) serta urutan atau tahapan pengajaran yang harus diikuti dalam proses belajar mengajar (sequence). Silabus berfungsi untuk memberikan panduan yang jelas mengenai materi yang perlu disampaikan oleh guru kepada peserta didik.
c. Desain Evaluasi : Bagian ini mencakup strategi atau metode evaluasi yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan implementasi kurikulum, termasuk langkah-langkah yang akan diambil untuk melakukan revisi atau perbaikan terhadap kurikulum tersebut. Evaluasi ini meliputi pengkajian kembali bahan pelajaran, pengorganisasian materi, serta strategi instruksional yang diterapkan, guna memastikan kurikulum tetap relevan dan efektif dalam mencapai tujuan pendidikan.