“Itu satu-satunya lagu yang merenungkan konsep cinta romantis. Banyak anggota keluarga saya bercerai, jadi saya merasa cinta sangat menakutkan.
Tetapi untuk pertama kalinya, saya bertemu dengan bocah lelaki yang membuat saya ingin mengambil risiko itu. Namun, itu tidak berjalan dengan baik dalam kehidupan nyata. Itu justru menjadi patah hati terbesar dalam hidup saya. Saya pada dasarnya menertawakan betapa naifnya saya. Dengan semua ketakutan saya akan cinta, mengapa saya berani mengambil risiko seperti itu? ” jelas Nadin.
Lirik lagu di sini memang tidak terlalu poetic seperti pada album sebelumnya. Nadin sengaja menulis lebih literal supaya Sang Mantan dapat menangkap dengan baik isi lagu-lagu ini.
Membongkar Isi Kalah Bertaruh
1. Sebuah Tarian yang Tak Kunjung Selesai
Lagu ini berbicara tentang dua orang yang saling terus menari bahkan ketika musik telah berhenti, bahkan ketika lampu telah dimatikan. Mereka kelelahan dan itu tidak menyenangkan lagi, tapi tetap terus menari.
Layaknya dalam suatu hubungan terus mencoba untuk bertahan tatkala garis akhirnya sudah sangat jelas di depan mata: saling menyangkal celah dalam hubungan. Tepat seperti lirik
"Kadang aku bertanya untuk apa masih saja keras paksa apa yang sudah mati dari lama."
2. Hormat Kepada Angin
Lagu ini tentang Nadin yang menunggu amarahnya surut. Tapi secara khusus, kemarahannya ditujukan pada diri dan keyakinannya. Ia bertanya-tanya, "Ya Tuhan, mengapa laki-laki yang kucintai bukan belahan jiwaku yang ditakdirkan?".
"Angin dengarkanlah, jangan bawa ia. Berbaik hatilah."
3. Seperti Takdir yang Kita Tulis