Lepaskan kemarahan, supaya ruang kosong di hati digantikan dengan kedamaian.
3. Life is all about us, not them
Hidup ini pada hakikatnya adalah cerita kita. Semua di dalamnya adalah tentang kita. Bukan tentang orang tua kita, bukan tentang saudara, bukan tentang teman kita, apalagi tentang si dia yang ghosting kita. Hidup ini tentang kita. Karena itu kita fokus yuk pada hal-hal di seputar diri kita. Bukan lagi kita inginkan si anu atau itu menderita juga, merasakan kemarahan kita, namun kita memilih untuk bahagia terlebih dahulu. Hidup kita adalah prioritas kita sekarang.
Memberi maaf kepada orang yang sudah bersalah kepada kita memang tidak mudah. Mungkin lebih mudah jembatan busway runtuh daripada kita bersedia merendahkan ego kita dan memaafkannya. Namun percayalah, ego kita sama sekali tidak menjadi rendah karena memberi maaf. Begitu kita sadari bahwa hidup ini lebih penting daripada sekedar mempertahankan ego (yang ga juga diperhatikan orang), kita akan lebih mudah untuk memaafkan.
Beberapa tips di bawah ini mungkin dapat menjadi masukan bagi Kompasianer dalam proses memberi maaf:
1. Â Luangkan waktu untuk berdua saja dengan kemarahan kita
 Duduk dengan kemarahan kita, terima kehadirannya, bercakap-cakap dan berdamai dengannya.
2. Ambil keputusan
Pikirkan baik-baik kenapa kita mau memberi maaf dan bertekad untuk memberikan diri kita yang terbaik.
3. Hadapi si pembuat salah
 Hadapi si pembuat salah, boleh langsung atau pun tidak langsung (menelpon, Whatsapp text ataupun surat) dan sampaikan apa yang menjadi ganjalan hati kita.