Mohon tunggu...
Marlina Eva
Marlina Eva Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang sedang mencari arah hidupnya.

www.kompasiana.com/marlinamarlina

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaafkan, Tindakan Bodoh atau Berani?

19 Mei 2021   16:40 Diperbarui: 24 Mei 2021   16:01 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lepaskan kemarahan, supaya ruang kosong di hati digantikan dengan kedamaian.

3. Life is all about us, not them

Hidup ini pada hakikatnya adalah cerita kita. Semua di dalamnya adalah tentang kita. Bukan tentang orang tua kita, bukan tentang saudara, bukan tentang teman kita, apalagi tentang si dia yang ghosting kita. Hidup ini tentang kita. Karena itu kita fokus yuk pada hal-hal di seputar diri kita. Bukan lagi kita inginkan si anu atau itu menderita juga, merasakan kemarahan kita, namun kita memilih untuk bahagia terlebih dahulu. Hidup kita adalah prioritas kita sekarang.

Memberi maaf kepada orang yang sudah bersalah kepada kita memang tidak mudah. Mungkin lebih mudah jembatan busway runtuh daripada kita bersedia merendahkan ego kita dan memaafkannya. Namun percayalah, ego kita sama sekali tidak menjadi rendah karena memberi maaf. Begitu kita sadari bahwa hidup ini lebih penting daripada sekedar mempertahankan ego (yang ga juga diperhatikan orang), kita akan lebih mudah untuk memaafkan.

Beberapa tips di bawah ini mungkin dapat menjadi masukan bagi Kompasianer dalam proses memberi maaf:

1.  Luangkan waktu untuk berdua saja dengan kemarahan kita

 Duduk dengan kemarahan kita, terima kehadirannya, bercakap-cakap dan berdamai dengannya.

2. Ambil keputusan

Pikirkan baik-baik kenapa kita mau memberi maaf dan bertekad untuk memberikan diri kita yang terbaik.

3. Hadapi si pembuat salah

 Hadapi si pembuat salah, boleh langsung atau pun tidak langsung (menelpon, Whatsapp text ataupun surat) dan sampaikan apa yang menjadi ganjalan hati kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun