Aku masih ingat betul ketika SD dulu mendapat tugas dari guru untuk menuliskan cita-cita ketika besar menjadi apa. Aku malah bertanya pada Kak Reno, dengan maksud memberi saran untuk adiknya ini. Padahal, cita-cita itu kan sesuatu yang kita sendiri menentukan, bukan malah bertanya pada orang lain. Dasar bocah kecil.
"Kak, cita-cita aku jadi apa, ya?
"Loh, kok, nanya kakak? Kamu cita-citanya mau jadi apa?" Lelaki itu membalikkan pertanyaannya padaku.
"Aku mau jadi adik yang baik buat kakak aja, deh."
"Menjadi adik yang baik itu bukan cita-cita, Rena. Tapi memang sudah seharusnya setiap adik harus bersikap baik kepada kakaknya, termasuk kamu."
"Makanya aku mau menjadi adik yang baik buat kakak."
"Kamu udah jadi adik yang baik buat kakak, Rena. Bahkan, kamu adik terbaik yang kakak miliki."
Aku tersenyum ke GR-an mendengarnya saat itu. Jelas saja, adiknya Kak Reno kan, cuma aku, sudah pasti aku menjadi yang terbaik karena tidak ada saingan. Hehe
"Kalau kakak cita-citanya mau jadi apa?" Aku pun menanyakan hal tersebut pada Kak Reno.
"Cita-cita kakak ingin menjadikan kamu dan yang lainnya pintar," aku memandang Kak Reno dengan penuh tanda tanya karena tak mengerti maksud jawabannya itu.
"Maksud kakak?"