Mohon tunggu...
Siti Mariyam
Siti Mariyam Mohon Tunggu... Lainnya - (Pe)nulis

Siti Mariyam adalah gadis yang lahir di planet bumi pada tahun 1999 silam. Gadis yang lahir dan tinggal di Tangerang Selatan ini mulai tertarik dunia kepenulisan sejak akhir masa SMP. Dari mulai hobi menulis diary hingga membaca cerpen-cerpen di internet juga novel. Ia selalu mencatat setiap kata baru yang ditemuinya saat menonton film dan membaca untuk menambah kosa kata dalam menulis ceritanya nanti. Dari semua itu, telah lahir beberapa cerita yang bisa kamu nikmati di halaman Kompasiana pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kakakku Idola Teman-temanku (Part 6)

24 Desember 2023   00:00 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:04 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Panggilan Inka pun tak kuindahkan. Aku terus berjalan sambil meneteskan air mata.

            Kak Reno kembali memanggilku, begitu juga dengan Inka. Namun, kali ini panggilannya berbeda, teriakkannya terdengar begitu khawatir. Mereka menambahkan kata 'awas' setelah menyebut namaku.

            Seketika itu juga aku tersadar bahwa ada sebuah mobil sedang melaju ke arahku. Aku langsung menghentikan langkah kaki ini, menyaksikan kendaraan beroda empat itu semakin lama semakin dekat ke arah diriku. Karena tak bisa berbuat apa-apa lagi, tubuhku pun tertabrak oleh mobil tersebut. Aku merasa terbang di udara selama beberapa detik yang kemudian terhempas di jalan.

            "Renaaaa!!!"

            Aku kembali mendengar suara Kak Reno yang begitu khawatir. Disusul dengan mataku yang semakin lama semakin tak jelas pandangannya, hingga akhirnya mataku tertutup. Namun, aku masih sedikit sadar, bisa mendengar lagi suara Kak Reno dan Inka beserta langkah kakinya yang berlari menghampiriku. Aku bisa merasakan tangan Kak Reno mengangkat setengah tubuhku ke pangkuannya dan menggoyang-goyangkannya, menepuk-nepuk pipiku sambil terus memanggil-manggil namaku. Ingin sekali aku menjawab Kak Reno, tetapi mulutku rasanya berat sekali untuk dibuka. Sebelum tak sadarkan diri, aku berusaha dengan susah payah akhirnya bisa mengatakan ini walau terbata-bata..

"Ma-ma-af, ka-ka-kakak!"

                                                                                                                                       ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun