"Kakak ingin menjadi guru seperti guru-guru di sekolah kamu."
"Jadi guru? Kakak serius?"
"Kakak serius, Rena. Doakan kakak, ya."
"Aku pasti akan mendoakan yang terbaik buat kakak. Nanti kakak jadi guru di sekolahku, ya."
"Iya, Rena. Tapi untuk sekarang kakak jadi guru buat kamunya di rumah dulu, ya. Karena kakak, kan, masih harus belajar juga seperti kamu."
"Iya, Kak. Di manapun kakak mengajarku sekarang, aku tetap senang diajar oleh kakak. Pokoknya kakak semangat, ya."
"Kamu juga harus lebih semangat dari kakak."
Dan.. percakapanku bersama Kak Reno kala itu benar terwujud. Ia telah menjadi guru di sekolahku sekarang. Namun, cita-citaku yang ingin 'menjadi adik yang baik' untuknya tidak terwujud jika mengetahui sikapku yang tak sesuai dengan ucapanku tersebut.
      "Rena!"
      Aku kembali mendengar Kak Reno memanggil di beberapa langkah kaki ini berjalan di luar sekolah. Aku tak mau menoleh ke arahnya, aku sungguh kecewa.
      "Renaa!"