Begitulah pesan whatsappku pada Kak Reno. Benar saja, ia sedang mengajar di kelas itu. Aku bisa melihat dirinya dari luar jendela.
      Tak lama kemudian, Kak Reno ke luar dari kelas yang tengah ia ajar. Aku tersenyum lebar melihat dirinya sudah baik-baik saja.
      "Kata teman-teman kakak sakit, tapi sekarang kakak udah baik-baik aja, kan?" Aku bertanya seakan tak tahu tentang keadaannya yang sempat masuk ke UKS. Ia juga pasti tak tahu jika aku mendatanginya tadi di sana.
      "Kakak baik-baik aja, Rena. Kamu gak usah khawatir. Tadi kakak cuma pusing aja, tapi pas minum teh hangat dan istirahat sebentar juga udah enakkan, kok." Kak Reno tersenyum memandangku yang tingginya hanya sedadanya seusai menjawab pertanyaan dariku.
      Syukurlah, aku senang dengarnya, saudara lelakiku itu sudah baikkan. Aku sangat menyayangi dirinya, meski kini hubungan kami sedang diuji oleh Tuhan dengan kedatangan orang ketiga. Eh, apaan, sih? Sudah seperti hubungan percintaan aja.
      Tanpa berlama-lama berbicara pada Kak Reno, aku pun kembali ke kelas yang tengah kutinggali. Masih banyak waktu untuk mengobrol bersamanya di rumah, sekolah tempatku belajar dan mengajar bagi Kak Reno.
                     Â
                                                         ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H