"Tanya aja sama murid kesayangan kakak itu!" Jawabku sambil juga berlalu masuk ke kelas. Duh.. kenapa aku jadi ikutan marah seperti Inka, sih? Oh, Kak Reno, maafkan aku.
      Tidak lama kemudian, Kak Reno masuk ke kelas. Inka, si gadis centil itu tidak membuka suara saat guru Bahasa Indonesia yang ia kagumi menyapa, bahkan celotehan melanturnya tak juga ia keluarkan. Melihatnya begitu, Arbi yang biasa menggoda Inka pun bertanya.
      "Hei, centil! Tumben kamu diam aja? Biasanya memuji-muji Pak Reno?"
      "Hahaha,"
      Seperti biasa, semua teman tertawa mendengar lelucon darinya yang membuat kelas menjadi riuh.
      "Berisik kamu! Mau aku sumpal mulutmu pakai sepatuku?" Sambil membelalakkan mata, Inka menjawab ucapan murid lelaki tersebut.
      "Uh.. galak! Aku takut!"
      "Hahaha,"
      Lagi-lagi kelas menjadi ramai.
      Melihat kami seperti itu, Kak Reno kesal. Ia memukul meja sambil berkata..
      "DIAM!"