Bahkan ketika insiden kebocoran terjadi, respons yang diberikan seringkali lambat dan tidak cukup untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Ketiga, ada kemungkinan keterlibatan orang dalam. Tidak bisa diabaikan bahwa dalam beberapa kasus, kebocoran data bisa jadi disebabkan oleh pihak internal yang terlibat dalam transaksi jual beli data di pasar gelap.Â
Hal ini menambah kompleksitas masalah, karena bukan hanya sistem keamanan yang lemah, tetapi juga adanya oknum yang dengan sengaja memanfaatkan situasi demi keuntungan pribadi.
Bahaya dari Kebocoran Data Pribadi
Kebocoran data pribadi membawa risiko yang sangat serius, baik bagi individu maupun negara. Data yang bocor dapat digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk berbagai kejahatan, seperti pencurian identitas, penipuan, hingga pemerasan.Â
Untuk individu, hal ini dapat merusak reputasi dan menyebabkan kerugian finansial yang signifikan. Bayangkan saja, data NPWP yang bocor dapat disalahgunakan untuk mengakses informasi keuangan seseorang atau digunakan untuk mendaftarkan layanan tanpa sepengetahuan pemilik data.
Lebih jauh lagi, ketika data milik pejabat tinggi negara, seperti Presiden dan Menteri Keuangan, ikut bocor, dampaknya bisa mengancam keamanan nasional.Â
Data-data ini bisa digunakan untuk kejahatan yang lebih besar, termasuk serangan siber yang menargetkan infrastruktur penting negara.
Mengapa Harus Ada Tindakan Tegas?
Ketika kasus kebocoran data terus berulang, tidak cukup hanya meminta maaf. Sebagai warga negara, kita berhak menuntut tindakan lebih dari sekadar pernyataan permintaan maaf.Â