Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Macet Parah Lagi di Puncak: Apakah Tidak Ada Solusinya?

17 September 2024   10:44 Diperbarui: 17 September 2024   10:47 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Pengawasan Ketat Terhadap Petugas dan "Pak Ogah": Diperlukan pengawasan lebih ketat terhadap petugas yang melakukan pengawalan kendaraan pribadi secara ilegal. Selain itu, kehadiran petugas resmi yang lebih banyak di titik-titik rawan juga bisa mengurangi ketergantungan pada "Pak Ogah."

5. Peningkatan Transportasi Publik: Pengembangan transportasi publik menuju Puncak perlu dipertimbangkan. Kereta api atau bus khusus wisata bisa menjadi alternatif bagi wisatawan yang ingin menghindari kemacetan.

6. Sosialisasi dan Edukasi kepada Masyarakat: Pemerintah harus lebih aktif melakukan sosialisasi terkait waktu terbaik untuk bepergian, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menggunakan transportasi umum atau berbagi kendaraan (carpooling).

Jangan Biarkan Kemacetan Jadi Masalah Abadi

Kemacetan di Puncak adalah masalah yang kompleks, namun bukan berarti tidak ada solusinya. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, pengembangan infrastruktur yang tepat, dan partisipasi aktif dari masyarakat, kita bisa mengurai simpul-simpul kemacetan yang selama ini menjadi momok. Jangan sampai kemacetan di Puncak menjadi masalah abadi yang terus berulang tanpa penyelesaian yang jelas. Kita semua berharap, Puncak bisa kembali menjadi destinasi yang nyaman untuk dikunjungi, tanpa harus dibayangi oleh kemacetan yang menyiksa.***MG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun