4. Pengawasan Ketat Terhadap Petugas dan "Pak Ogah": Diperlukan pengawasan lebih ketat terhadap petugas yang melakukan pengawalan kendaraan pribadi secara ilegal. Selain itu, kehadiran petugas resmi yang lebih banyak di titik-titik rawan juga bisa mengurangi ketergantungan pada "Pak Ogah."
5. Peningkatan Transportasi Publik: Pengembangan transportasi publik menuju Puncak perlu dipertimbangkan. Kereta api atau bus khusus wisata bisa menjadi alternatif bagi wisatawan yang ingin menghindari kemacetan.
6. Sosialisasi dan Edukasi kepada Masyarakat: Pemerintah harus lebih aktif melakukan sosialisasi terkait waktu terbaik untuk bepergian, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menggunakan transportasi umum atau berbagi kendaraan (carpooling).
Jangan Biarkan Kemacetan Jadi Masalah Abadi
Kemacetan di Puncak adalah masalah yang kompleks, namun bukan berarti tidak ada solusinya. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah, pengembangan infrastruktur yang tepat, dan partisipasi aktif dari masyarakat, kita bisa mengurai simpul-simpul kemacetan yang selama ini menjadi momok. Jangan sampai kemacetan di Puncak menjadi masalah abadi yang terus berulang tanpa penyelesaian yang jelas. Kita semua berharap, Puncak bisa kembali menjadi destinasi yang nyaman untuk dikunjungi, tanpa harus dibayangi oleh kemacetan yang menyiksa.***MG
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI