Ada juga kontradiksi ketika Firli mengatakan dirinya tidak punya kepentingan untuk menyingkirkan ke 75 orang itu. Benarkah?
Kalau sungguh dirinya tidak punya kepentingan, seharusnya sebagai pimpinan KPK, dirinya lah yang pertama memprotes Hasil Tes Wawasan Kebangsaan tersebut.Â
Karena seharusnya dialah yang tahu bagaimana sikap dan kinerja mereka selama ini sebagai pegawai KPK. Sikap seperti ini tentu saja akan menjadi api semangat KPK sebagai institusi yang solid.
Namun kenyataannya, tidaklah demikian. Justru ada kesan, dirinya membiarkan, dan bahkan mendukung hasil tes tersebut. Apalagi para pegawai yang tersingkir itu punya sejarah kritis terhadap situasi internal KPK dan kebijakan nya.
Jadi, pembelaan yang dilakukan Firli dengan membandingkan angka tersebut semakin menunjukkan pimpinan seperti apa dirinya.Â
Kalau logika yang sama diterapkan terhadap dirinya, yang artinya karena dianggap dirinya menjadi titik masalah sebaiknya Firli lah yang meninggalkan KPK. Apakah Firli rela?***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H