Mohon tunggu...
Marisa Fitri
Marisa Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah salah satu mahasiswa semester 6. Saya memiliki hobi membaca dan menulis karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Di Ujung Hujan

1 Oktober 2024   23:17 Diperbarui: 1 Oktober 2024   23:33 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Adiknya, Dinda, terlihat kotor dan lelah, tetapi ada kilatan keberanian di matanya. "Kak! Tio!" serunya, berlari menghampiri mereka.

Rina berlari memeluk Dinda. "Aku khawatir padamu! Di mana kamu selama ini?"

Dinda tampak bingung, "Aku... aku tidak tahu. Setelah berkeliling, aku terjebak di sini. Ada sesuatu yang menghalangiku untuk keluar."

Tio segera bertanya, "Apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa terjebak di sini?"

Dinda menggeleng. "Aku hanya mengikuti suara yang memanggilku. Rasanya seperti ada yang memanggilku ke dalam hutan ini."

Rina merasa ada sesuatu yang tidak beres. "Kita harus pergi dari sini. Ini bukan tempat yang aman."

Namun, saat mereka berusaha pergi, tiba-tiba suasana berubah. Angin berhembus kencang, dan suara gemuruh terdengar di kejauhan. Rina merasakan ketegangan di udara. "Ada sesuatu yang salah," katanya.

Tio menggenggam tangan Rina dan Dinda, "Ikuti aku, kita harus cepat keluar dari sini."

Mereka berlari, tetapi hutan seolah menahan mereka. Rina merasa seolah ada yang menariknya kembali. "Ayo, jangan berhenti!" teriak Tio, berusaha memacu mereka untuk terus bergerak.

Saat mereka berlari, suara aneh bergema di antara pepohonan. "Tinggalkan tempat ini... tinggalkan tempat ini..." suara itu berbisik, seolah mencoba membujuk mereka untuk berhenti.

Rina merasa ketakutan, tetapi dia tahu mereka tidak boleh menyerah. Dia berusaha mengingat kembali semua cerita neneknya tentang hutan ini, tentang bagaimana untuk melawan ketakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun