Lila mengangguk pelan. "Tapi jangan khawatir. Kau akan baik-baik saja, Rendra. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu, selalu."
Air mata yang tak bisa lagi ditahan mengalir di pipi Rendra. Ia tak bisa berkata-kata, hanya bisa memandangi Lila yang perlahan memudar di hadapannya. Senja semakin gelap, dan bayangan Lila semakin hilang ditelan kegelapan malam.
Esok harinya, Rendra terbangun di bangku kayu taman itu, sendirian. Pohon besar masih berdiri tegak, dan angin pagi berhembus lembut. Ia tahu Lila benar-benar telah pergi, tapi rasa damai yang tak pernah ia rasakan sebelumnya mengisi hatinya.
Ia bangkit, menyeka sisa air mata di wajahnya, dan menatap langit yang mulai cerah. Kini, Rendra tahu bahwa meski Lila telah tiada, cintanya akan selalu ada di hati. Senja terakhir telah berlalu, tapi hidupnya masih berlanjut.
Dan di bawah langit pagi yang baru, Rendra melangkah pergi, membawa kenangan itu bersamanya.
Sumbawa, 24 September 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H