Sementara di bagian Banyumasan merupakan perpaduan antara kebudayaan Jawa, Sunda dan Cirebon. Bukti lain bahwa Jawa Tengah merupakan pusat kebudayaan adalah ditemukannya salah satu unsur kebudayaan manusia purba. Fosil hewan purba ini ditemukan di Sangiran Kabupaten Sragen. Di tempat yang sama juga ditemukan berbagai fosil manusia purba dan peradabannya. Hal ini menunjukkan bahwa budaya ini berkembang sebelum zaman Kerajaan Jawa Tengah.Untuk penduduk Provinsi Jawa Tengah mayoritas adalah suku bangsa Jawa. Suku bangsa ini memiliki bahasa sendiri yang disebut bahasa Jawa. Bahasa ini digunakan dalam aktifitas sehari-hari. Dan dalam aksara atau tulisan bahasa Jawa dinamakan huruf Jawa (Honocoroko). Banyak keanekaragaman bahasa Jawa yang berkembang di wilayah ini.
Keanekaragaman ini disebabkan perbedaan dialek.Pada dasarnya dialek bahasa Jawa terbagi ke dalam dua klasifikasi, yaitu dialek daerah dan dialek sosial. Dialek daerah didasarkan asal wilayah, watak dan istiadat setempat Ciri khas rumah adatnya pun berbeda dengan daerah lainnya. Hal ini dapat dibedakan menurut bentuk atap rumahnya.Â
Ada 5 komposisi rumah adat Jawa Tengah, yaitu rumah limasan, joglo atau tikelan, panggangpe, kampung, dan tajug atau masjid. Rumah adat tradisional secara lengkap terdiri atas beberapa bagian, yaitu pintu gerbang, pendopo, pringgitan, dalem, gandhok, dapur, dan lain-lain.Â
Tiap-tiap bagian memiliki fungsi yang berbeda. Akan tetapi tidak setiap jenis rumah memiliki bagian-bagian tersebut. Bagian rumah pendopo dan dalem terdapat pada bentuk joglo.Jika berbicara mengenai pakaiaan masyarakat Jawa Tengah mengenal berbagai macam pakaian adat.Â
Daerah Surakarta menjadi simbol (identitas) busana adat di Provinsi ini.Pada pakaian adat dikelompokkan menjadi 2, yaitu pakaian untuk bangsawan (kerabat keraton) dan pakaian untuk rakyat biasa.Pakaian adat untuk upacara pernikahan dikenal dengan nama Jawi jangkep untuk pria dan kebaya untuk wanita. Masyarakat Jawa Tengah juga menggunakan pakaian adat berupa baju batik dan kain jarik yang dipakai pada saat upacara adat. Untuk di era saat ini pakaian adat sudah tidak digunakan untuk kehidupan sehari hari namun masih bisa kita jumpai dalam acara adat seperti pernikahan dan saat memperingati hari kartini bagi para siswa sekolah bisanya juga disuruh untuk mengenakan pakaian adat.
C.Ragam budaya yang ada di Indonesia bagian timur
Tadi kita telah menyelesaikan pembahasa singkat dari Indonesia bagian barat. Sekarang kita akan membahas tetang Indonesia bagian timur, saya ambil contohnya saja NTB(Nusa Tenggara Barat). Nusa Tenggara Barat atau disingkat NTB adalah provinsi yang berada di bagian barat kepulauan Nusa Tenggara Indonesia. Provinsi ini memiliki 378 pulau kecil dan dua pulau besar Dua pulau besar di Nusa Tenggara Barat yaitu Lombok yang mayoritas penduduknya merupakan suku Sasak dan pulau Lombok yang didominasi oleh suku Bima. Ibu kota provinsi Nusa Tenggara Barat adalah kota Mataram yang berada di Lombok. Provinsi Nusa Tenggara Barat sendiri memiliki beberapa kota dengan keanekaragaman budaya dan adat istiadat masing-masing. Ada banyak suku yang mendiami NTB seperti suku Sasak, Sumbawa, Bali, dan Jawa. Namun, mayoritas penduduk NTB adalah suku Sasak yang berasal dari Lombok. Sementara, kelompok etnis terbesar di Nusa Tenggara Barat adalah masyarakat Bima dan Sumbawa.
Rumah adat dari Nusa Tenggara Barat yang paling terkenal yakni rumah adat sade berasal dari suku Sasak. Rumah adat ini terletak di desa Rembitan, Lombok Tengah. Sampai sekarang, masyarakat sekitar masih memegang teguh tradisi dan kelestarian rumah adat sade. Suku Sasak percaya bahwa untuk membangun rumah adat terdapat aturan yang harus dipatuhi. Misalnya waktu yang tepat untuk mendirikan rumah adat. Jika aturan tersebut diabaikan, akan ada nasib buruk ketika menempati rumah tersebut.
Pakaian adat suku Sasak bernama lambung. Pakaian ini dikenakan khusus oleh wanita pada waktu menyambut kedatangan tamu dan saat upacara adat mendakin atau nyongkol. Pakaian lambung berwarna hitam dan memiliki bentuk kerah baju "V". Pakaian ini dihiasi manik-manik pada tepian jahitan dan dilengkapi dengan selendang yang bercorak pada bahu kanan dan kiri. Bawahan pakaian lambung merupakan kain panjang yang dililitkan pada pinggang. Pakaian ini juga dilengkapi aneka ragam aksesori seperti anting berbentuk bulat, gelang tangan dan bunga mawar yang terselip pada sanggulan rambut.
Tari oncer merupakan salah satu tari daerah suku Sasak. Tarian oncer dimainkan oleh tiga kelompok, di mana masing-masing kelompok terdiri dari 6-8 penari yang bertugas membaca kencang dan dua orang membawa gendang dan satu orang membawa petuk. Hal lainnya yang perlu diketahui yakni bahwa, tari oncer selalu memerankan sosok laki-laki karena tari ini menggambarkan suasana perang. Namun, perannya bisa dilakukan oleh semua gender. Alat musik yang digunakan saat mementaskan tari ini adalah gendang, gong, ceng-ceng, rincik, suling, dan reong.
Kesimpulan