Mohon tunggu...
Veronica Maria
Veronica Maria Mohon Tunggu... Guru - independen

Be successful from the edge.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sate Kambing

28 Juni 2023   10:57 Diperbarui: 28 Juni 2023   11:13 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ada apa sih, Pak. Pakai teriak-teriak segala. Kambingnya keracunan?" tanya bu Parni. Ia melongok pada kambingnya yang sedang baik-baik saja.

"Golokku gak ada, Bu. Pasti diambil Doni buat mainan," jelas Pak Karto. "Doni...!" teriak pak Karto untuk kedua kalinya.

"Itu, anakmu sudah datang. Jangan teriak-teriak lagi." Bu Parni pun pergi ke dapur, meninggalkan pak Karto dan Doni.

"Iya, Pak. Ada apa?" Doni ngos-ngosan menjawab panggilan bapaknya. Ia harus berlari dan meninggalkan acara televisi begitu mendengar bapaknya memanggil untuk kedua kali. Ketakutan jelas terlihat di raut wajah Doni.

"Apa yang sudah kamu lakukan hari ini?"

"Hah?" Doni heran dengan pertanyaan bapaknya. Tidak biasanya bapaknya bertanya tentang aktivitas Doni, mamaknyalah yang sering bertanya. Apalagi ketika Doni tidak merasa bersalah, Doni hanya melakukan apa yang diperintahkan mamak-bapaknya sebelum berangkat ke ladang. "Memangnya ada yang salah, Pak?" jawab Doni dengan takut. Ia segera menundukkan kepala saat melihat pancaran mata bapaknya yang semakin mengintimidasi.

"Bapak sedang bertanya, jawab!" tegas Pak Karto.

"Doni tadi makan dan menonton televisi. Doni hampir ketiduran, tapi begitu kambing mengembik Doni langsung ingat harus memberi mereka pakan. Jadi Doni memberi mereka pakan dan kemudian bapak dan mamak pulang."

"Hanya itu yang kamu lakukan? Kamu gak bohong sama bapak?"

"Doni gak ingat kalau bapak menyuruh Doni melakukan hal lain. Doni minta maaf. Doni kelamaan menonton televisi."

"Lalu ke mana golok bapak? Golok satu-satunya kesayangan bapak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun