Mohon tunggu...
Veronica Maria
Veronica Maria Mohon Tunggu... Guru - independen

Be successful from the edge.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sate Kambing

28 Juni 2023   10:57 Diperbarui: 28 Juni 2023   11:13 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bu Parni mengisi rantang dengan nasi dan semur ayam. Tidak biasanya bu Parni masak ayam, tapi mengingat hari itu adalah hari kurban, bu Parni sengaja menangkap salah satu ayamnya untuk dimasak. Anak-anak memang cenderung mudah pengin dengan apa yang dilihat atau pun didengarnya dari orang lain, milik orang lain. Karena itu bu Parni sudah merencanakan masakan hari itu, masakan yang bisa dikatakan spesial, supaya dapat mengurangi rasa pengin Doni ketika mendengar tetangga yang makan daging sapi atau pun daging kambing.

Pak Karto sudah siap dengan parang, keranjang, dan perlengkapan lainnya. Sementara itu bu Parni sudah membawa rantang bekalnya dan meletakkannya di bangku pembonceng sepeda bututnya. Keduanya sudah siap berangkat ke ladang.

"Doni," pak Karto mendekati Doni yang berdiri mengamati kedua orang tuanya dari pintu. "Kamu di rumah saja. Jaga rumah baik-baik. Kalau pukul dua belas bapak dan mamak belum pulang, kamu beri pakan kambing kita di kandang. Doni paham?"

"Paham, Pak," jawab Doni sambil mengangguk.

"Anak pintar!" Pak Karto mengelus kepala Doni dengan bangga.

"Ayo, Pak, keburu siang," seru bu Parni yang sudah mengenakan caping dan sudah siap mengayuh sepeda bututnya.

"Pak!" Suara samar Doni menghentikan langkah pak Karto untuk menyusul bu Parni.

"Ada apa?" jawab pak Karto sedikit bingung.

"Menyembelih kambing itu menakutkan tidak, Pak?"

"Memangnya kenapa?" tanya pak Karto semakin ragu. Ia mengabaikan bu Parni yang sudah keluar halaman.

"Aku ingin ke masjid melihat mereka menyembelih kambing dan sapi," jawab Doni dengan polos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun