"Siapa itu?" teriak Sekar panik "Tolong jangan sakiti aku!"
Bayangan itu berpindah tempat, membuat jantung Sekar menjadi deg-degan. Sekar mulai panik, tubuhnya gemetaran. Ditambah lagi senja di tempat itu hampir lenyap berganti malam. Sekar kembali ingin menangis, tangan dan kakinya dingin membeku. Dia takut mimpi ini menjadi mimpi buruk lagi seperti mimpi tadi siang. Dalam sekejap bayangan itu kembali muncul, berdiri di sisi sebelah kanan Sekar, kurang lebih berjarak 15 meter dari tempat Sekar berdiri.
Ternyata yang berdiri adalah seorang wanita, wanita itu menggunakan kerudung dan baju berwarna hitam. Sekar tak bisa melihat wajahnya karena wanita itu membelakanginya, namun Sekar yakin wanita ini pasti Bu Tedjo yang tadi siang hadir dalam mimpinya. Tanpa menoleh, Sekar mendengar wanita itu berkata lirih.
"terima kasih sudah membaca pesanku, tolong doakan aku" ucapan itu amat lirih, namun Sekar yakin akan apa yang didengarnya.
Tanpa menunggu balasan kata dari Sekar, wanita itu berjalan maju perlahan, Sekar hanya mematung kebingungan. Langkah wanita itu tiba-tiba berhenti, diputarnya wajahnya ke arah belakang. Melalui sela kerudungnya, Sekar melihat wanita itu menyunggingkan ujung bibirnya, dia tersenyum. Setelah itu dia kembali berjalan hingga akhirnya hilang di ujung senja.
"Aaargghh...!" Sekar terbangun dari tidurnya.Â
Keringat mengucur di dahi dan lehernya, tapi ada perasaan lega luar biasa setelah mengalami mimpi malam itu. Sekar yakin bu Tedjo tak akan datang lagi menganggunya.
"Semoga ibu bahagia di sana!" Ucap sekar untuk menutup doanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H