Hehehe nggak papa Kompasiana, asal K-Rewards lancar jaya aja. ^_^
Isson Khairul
Suer, saya pikir Pak Isson akan membahas materi yang menjemukan. Tentang ekonomi gitu lho. Sering banget saya mati gaya ketika menulis serba serbi ekonomi. Padahal saya lulusan fakultas Ekonomi dan sebelum menjadi full ibu rumah tangga, saya berkarir di bidang akutansi. Berkutat dengan perpajakan dan perbankan.
Ternyata menurut Pak Isson yang diperlukan adalah sentuhan agar tulisan ekonomi lebih membumi. Misalnya gini, saya kan sering mendapati pedagang pasar yang lebih menyukai menyimpan uangnya di bawah bantal. Sementara di kawasan pasar banyak terdapat kantor cabang bank, milik pemerintah maupun swasta.
Para pedagang di pasar beralasan, toh uangnya ngga lama mereka simpan, keesokan harinya diperlukan untuk kulakan (membeli barang dagangan). Namun akibatnya si pedagang menjadi tidak bankable, sulit meminjam untuk menambah modal. Sehingga berakhir dalam lilitan rentenir yang doyan banget menambah bunga pinjaman.
Nah, menjadi tugas penulis untuk mencari data mengenai keengganan si pedagang, kemudian menyajikan dalam sebuah tulisan. Karena tulisan seperti itu sangat dibutuhkan pihak bank dan pemerintah. Pemerintah tengah giat membasmi praktek gelap rentenir yang nyata-nyata illegal.
Selusur Pantai Maju
"Ya ini yang namanya Pulau Maju. Ini bagian tengahnya", kata mas Yon Bayu ketika 3 kendaraan yang memuat sekitar 40 orang lebih memasuki kawasan berpaving block, deretan bangunan baru di kanan kiri, dan jajaran pohon yang nampaknya baru saja ditanam.
Hah ini?
Bayangan kami Pulau Maju adalah sebuah pulau yang hanya bisa dijangkau dengan menggunakan perahu, dikelilingi laut Jawa, dengan pasir dan nyiur melambai.