“Oh itu kerupuk Tuan Putri. Saya sangat lapar, tidak punya cukup uang untuk membeli minyak goreng, sehingga kerupuk aci saya seduh, saya beri bumbu cabe rawit, kencur dan bawang. Cekernya diberi koki istana”.
Wajah sang gadis mendadak pucat pasi, teringat bahwa ceker ayam tersebut diberikan diam-diam oleh pembantu koki. Dia takut, jangan….jangan …..
Tetapi nampaknya Sang Putri tidak peduli, dia mengambil sesendok makanan sang gadis, mengamati, dan …
“Bolehkah aku mencicipi?”
“Oh tentu, tentu, …… tapi jangan itu, saya ambilkan yang baru dari penggorengan”
“Silakan Tuan Putri”.
Awalnya Sang Putri menyantap dengan was-was, tapi sesudah santapan kedua, wow…wow …… pastinya Sang Putri sangat menikmati karena tak lama kemudian dia makan dengan lahap dan sekejap kemudian sepiring kerupuk aci itu tandas tak bersisa, bahkan Sang Putri menjilati sisa sisa bumbu cabe.
“Aduh enak sekali. Aku belum pernah makan makanan seenak ini. apa namanya?”
Sang gadis menggeleng.
“Hamba hanya membuat begitu saja, tanpa nama”.