Dari balik jendela yang kumuh, Sang Putri melihat seorang gadis melahap makanannya dengan nikmat. Rambut sang gadis diikat dua. Keringat nampak mengalir di pelipis dan lehernya. Pipi dan bibirnya memerah karena kepedasan. Penasaran akan makanan yang sedang disantap sang gadis, diapun mengetuk pintu:
Tok….tok …… “permisi”
Tak berapa lama pintu terbuka, dan …
“Oh Tuan Putri bertandang kerumah hamba”, sang gadis membungkukkan badan dan bersujud takzim.
“Kau kenal aku, kau siapa?”
“Hamba bekerja di istana, Tuan Putri. Tugas hamba menyeblaki kasur dan bantal-bantal”
“Oh, aku tak pernah melihat dirimu”.
“Hamba dilarang mendekat karena tubuh hamba penuh debu. Selain itu, hamba hanya bekerja outsourcing”
Ah, Sang Putri paham. Telah lama dia mendengar bahwa pihak istana mengontrak pihak lain untuk mengerjakan pekerjaan kasar di istana. Lebih murah dan praktis.
Tetapi kini Sang Putri lebih tertarik pada makanan yang tadi disantap sang gadis dengan asyiknya.
“Ini apa?” tanya Sang Putri melihat makanan berwarna merah dan tulang belulang ayam.