Dari hasil kuesioner yang ditampilkan, sebagian siswa memang mengaitkan matematika dengan perhitungan, karena melihat bahwa setiap permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari pada akhirnya akan melibatkan angka. Namun, beberapa siswa juga menyadari bahwa logika memainkan peran penting dalam matematika, bukan sekadar hitungan numerik.
Beberapa respon menekankan bahwa matematika tidak hanya soal angka, tetapi juga tentang cara berpikir dan menganalisis suatu masalah secara lebih dalam. Ada yang menyoroti bahwa dalam beberapa hal, matematika lebih mengandalkan pemikiran logis daripada sekadar hitungan. Respon lainnya juga menekankan bahwa penerapan matematika dalam kehidupan nyata jauh lebih luas dan penting dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
Secara keseluruhan, meskipun hitung-hitungan masih menjadi aspek yang dominan dalam pandangan siswa, terdapat pemahaman bahwa matematika juga melibatkan logika, analisis, dan pemecahan masalah, yang merupakan bagian penting dari pembelajaran matematika di luar sekadar operasi numerik.
Pertanyaan 3 :
Gimana sih perasaanmu tentang pelajaran matematika? Â
Kami menyediakan empat pilihan jawaban, yaitu sangat suka, suka, biasa saja, dan tidak suka sama sekali.Â
Dari diagram, mayoritas siswa menunjukkan sikap positif terhadap matematika. 37,5% siswa menyatakan suka banget, sementara 29,2% menyatakan suka. Hal ini menunjukkan bahwa banyak siswa yang merasa nyaman dengan pelajaran ini, mungkin karena mereka mampu mengikuti materi dengan baik. Namun, ada 29,2% siswa yang merasa biasa aja, yang mungkin menunjukkan ketidakantusiasan atau merasa matematika kurang relevan. Hanya 4,2% yang menyatakan nggak suka sama sekali, menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa yang mengalami kesulitan signifikan atau merasa pelajaran ini terlalu sulit atau tidak menyenangkan.
Pertanyaan 4 :
Apakah ada pengalaman pribadi yang bikin pandanganmu tentang matematika berubah? Ceritakan, ya! Â
Dari hasil jawaban siswa, terlihat bahwa pengalaman pribadi mereka memiliki peran penting dalam membentuk persepsi terhadap matematika. Beberapa siswa awalnya menganggap matematika sebagai pelajaran yang hanya berfokus pada perhitungan dan angka, namun ketika menghadapi kesulitan dalam menjawab soal-soal, mereka mulai tertantang dan justru semakin menyukai matematika. Dukungan dari guru dan teman juga membantu siswa yang awalnya frustrasi menjadi lebih memahami konsep matematika, yang akhirnya mengubah pandangan mereka menjadi lebih positif. Pengalaman ini menunjukkan bahwa tantangan dalam belajar matematika bisa menjadi motivasi jika dihadapi dengan dorongan dan bimbingan yang tepat.