Dengan kata lain, terdapat deviasi atau penyimpangan (para) dalam ketertarikan seseorang (filia). Fantasi, dorongan, atau perilaku seksual yang menyimpang harus berlangsung setidaknya selama 6 bulan dan menyebabkan perasaan tertekan secara negatif (distress) atau hendaya yang signifikan sebelum dinyatakan sebagai diagnosa gangguan mental.
Gangguan Eksibisionistik ini biasanya mulai tampak sejak usia remaja setelah pubertas. Dorongan untuk memamerkan alat kelaminnya sangat kuat dan hampir tidak dapat dikendalikan oleh pada penderitanya, terutama ketika mereka mengalami kecemasan dan gairah seksual.
Pada saat memamerkan alat kelaminnya, individu dengan gangguan penyimpangan seksual Eksibisionistik (atau eksibisionis) tidak lagi mempedulikan konsekuensi sosial dan hukum dari tindakannya.Â
Eksibisionis sebenarnya mengalami perasaan tertekan atau distress atas gangguannya tersebut, dan hal ini bukan hanya berasal dari perasaan tertekan karena melakukan pelanggaran norma sosial-budaya, tapi juga bisa frustasi karena kehilangan kendali atas dirinya sendiri.
Kriteria Gangguan Eksibisionistik dalam DSM V adalah:
1.Berulang, intens, dan terjadi selama 6 bulan, fantasi, dorongan, perilaku yang menimbulkan gairah seksual yang berkaitan dengan memamerkan alat kelamin kepada orang lain yang tidak dikenalnya yang tidak menduganya
2.Orang yang bersangkutan bertindak berdasarkan dorongan tersebut, atau dorongan dan fantasi menyebabkan orang tersebut sangat menderita atau mengalami masalah interpersonal
Apa penyebab Gangguan Eksibisionistik?
Etiologi atau penyebab gangguan eksibisionistik sebagai bagian dari sindrom Parafilia bisa dilihat dari berbagai perspektif, yakni :
1. Perspektif Psikodinamika
Parafilia dipandang sebagai tindakan defensif, melindungi ego agar tidak menghadapi rasa takut dan memori yang direpresi (ditekan ke ketidaksadaran) dan mencerminkan fiksasi di tahap pra-genital di masa kanak-kanak (detail cek tahapan perkembangan psikoseksual).Â