Saat sudah berada di rumah linda yang sangat sudah rapuh dan lembab, rumahnya ternyata kosong dan aku benar benar bingung tapi aku melihat sebuah kertas yang di tempel di sebuah lemari dan bertuliskan "for you" aku mengambil dan membacanya, isi surat itu adalah bahwa dia akan menentang projek phoenix yang dianggap tidak manusiawi. Selepas itu pilihanku hanya ada 2. Menjalankan Projek phoenix atau hidup bersama dengan orang yang ku sukai? Tekadku yang sudah bulat dan tak bisa di ganggu gugat serta ini juga untuk melindungi semua warga negara dan orang terdekatku. Aku akan terus maju dan memilih projek phoenix.
Plotso hanero ilyach wakil pimpinan fraksi Nastru yang merupakan orang yang selamat dari tragedi laut aru tiba  menghadapku dan mengatakan bahwa projek phoenix sudah siap untuk dilincurkan. Kami segera bergegas untuk itu dengan semangat yang membara menuju tempat profesor Hanz. Namun, tak dapat disangka sangka pihak Militer dan sipil penghianat malah bergabung dengan tentara UNI eropa, KNIL, tentara AS, bahkan blok timur yang merangsak masuk menyerang kami. Mereka menyerang dengan persenjataan dan peralatan yang lebih banyak serta canggih. Projek Phoenix tidak akan bisa jalan jika aku atau jendral wigburg mati. Maka dari itu, kami memacu mobil kami dengan cepat agar bisa sampe ke tempat tujuan.
Setelah dekat dengan destinasi yang dimaksud, hampir beberapa personil Nastru dan Pro Nastru banyak yang mati ditempat. Ntah oleh siapa, aku curiga ada penghianatan di antara personil Nastru.
"hey Kemarilah" teriak prof Hanz dari arah lorong
Aku segera berlari dengan cepat untuk menghampirinya. Akan tetapi, peluru dari arah belakangku menusuk seperti kecepatan cahaya yang membelah angin, tepat di dadaku yang membuat diriku lansung terjatuh. Tapi, aku masih bangkit dan segera meraih Prof Hanz. Prof hanz membawaku ke ruangan projek phoenix yang disitu sudah ada wigburg.
"kita harus segera melakukan ini atau jika tidak kita semua yang akan dihabisi. Cepat lakukanlah ini demi negara Indonesia" kata Profesor Hanz yang sambil menggigil akibat mendengar bunyi peperangan dimana mana.
Kami berhasil menembakan nuklir ke arah benua australia, eropa, dan blok timur. Namun saat aku akan memencet tombol untuk menyerang Amerika, Wigburg mati ditembak di bagian kepala, Prof Hanz ditembak di bagian area jantung dan hanya aku sendiri yang tersisa dengan keadaan yang sangat lemas. Aku melihat ke arah peluru itu datang dan aku ter shock ketika melihat siapa penembaknya. Sekarang aku tau kenapa prajurit Nastru dan Pro Nastru banyak yang mati saat akan meng eksekusi projek phoenix. Ternyta linda masuk dan menyamar untuk melakukan gimmick agar bisa menghentikan projek phoenix. Dari atap bangunan, aku melihat ia menangis karena aku tau bahwa ia tak bisa menghabisiku.
"lakukanlah, Itu adalah kewajibanmu dan jua hakmu. Namun, aku akan terus melangkah maju untuk negara ini" kataku sambil bersiap memencet tombol nuklir
Peluru yang tangkas ia tembakan ke arah tanganku hingga membuat tanganku mati rasa. Aku melempar pisau yang diberi oleh Laksmana Yos Sudarso  yang hampir mengenai wajah linda. Dengan cepat linda turun dari atap dan memeggangi pisau itu.
"mereka merangsak masuk bantuan bantuan" ucap salah satu prajurit Nastru
Diruangan Prof Hanz itu hanya ada aku dan linda saja saat ini. linda memakai sebuah ikat kepala yang pernah kuberikan padanya. Ia memakainya lalu mengatakan