Beberapa tahun kemudian, Fraksi Nastru menjadi sorotan hangat dan buah bibir karena sering membantu mengatasi permasalahan negara. Namun, beberapa pejabat yang berotak mafia dan rupanya juga pengisi Politik dari negaraku ini ternyata sudah banyak yang menyimpang. Aku miris melihatnya karena ternyata musuhku bukan hanya dari luar tapi dari dalam juga.
        Aku menemui Ex Mayor Marshal untuk membahas tentang kejahatan yang di alami negaraku. Ia menyarankan untuk mengangkat Gubernur Adriani Dahayu Sulastri  untuk dijadikan ratu di negara indonesia. Agar memudahkan dalam pengaturan serta pengambilan tindakan yang absolut kepada para pihak penghianat negeri ini. kami pihak fraksi nastru dan pro nastru membuat strategi khusus untuk bisa mengkudeta pemerintahan yang sudah kami anggap melonceng dari jalan kebenaran.  Dari kancah nasional, hanya dalam beberapa bulan kami sudah mendapati hati dan simpati rakyat. Namun, pihak petinggi militer sangat menentang keberadaan fraksi Nastru yang dianggap membahayakan negara. Akan tetapi, Fraksi nastru sendiri sudah masuk ke dalam kemiliteran AD AL dan AU bahkan kebanyak sektor bidang lain, hanya saja belum waktunya untuk menampakan akan hal ini.
Kehancuran dan Regenerasi
        Sudah waktunya, Inilah puncaknya. Hari rabu tanggal 12 desember 1988 di belanda akan menjadi saksi sejarah besar dan sebagai bukti bahwa kami ada, kami menyelamatkan negara kami indonesia dari pihak luar.
        Waktu sudah menunjukan menjelang malam hari, para pejabat tinggi negara dari luar di ajak berpesta oleh Pangeran Felix Gilbert Ferdinand II untuk menikmati makanan dan minuman khas belanda dan Pangeran Felix Gilbert Ferdinand II memberikan souvenir kepada mereka (para Kepala negara) dengan corak yang berbeda beda.  Selesai berpesta pora Pangeran Felix Gilbert Ferdinand II lansung menaiki panggung lapangan yang telah disediakan untuk berorasi. Para kepala negara duduk di tempat yang telah disediakan. Para petinggi militer AD AL dan AU Belanda juga berkumpul di lapangan itu. Semua alutsista dan armada siap siaga dan benar benar suasana yang sangat ramai bahkan sepertinya nyamuk pun akan berpikir 100x untuk mengganggu acara tersebut.
        Aku dengan memakai seragam serdadu belanda yang menyamar sedang berada di bawah panggung yang sedang diorasikan oleh Pangeran Felix Gilbert Ferdinand II.  Aku berbincang dengan seorang penghianat yang bernama joost. Ia benar benar tidak menyangka bahwa aku akan melakukan rencana sejauh ini. joost adalah temanku yang banyak mengajariku tentang penggunaan senjata, strategi, dan hal hal lainnya saat masih berada di pusdik infantri militer. Tapi aku tak menyangka bahwa ia adalah seorang prajurit yang dikirim oleh Netherlands untuk masuk menjadi tentara AD. Joost banyak menghabisi teman temanku saat berada di medan tempur. Ketika orang disekitar tak melihatnya, joost akan menghabisi orang yang berada di dekatnya dengan cepat agar tidak menimbulkan kecurigaan.
        "Mengapa kau melakukan Ini joost? Apakah kau mempunyai teman, keluarga? Apa kau mempunyai orang yang berharga dalam hidupmu?" tanyaku
        "A.. Aaku minta maaf  (sambil memeggangi kepala dan menangis) aku menyesal dengan hal ini. hidupku tidak tenang akan hal ini, setiap malamnya aku selalu meratapi kehidupanku. Aku benar benar menyesal. Tolong maafkan aku" jawab joosh
        "Seperti itu ya Joosh" ucapku sembari mempersiapkan pisau yang diberi oleh Laksaman Yos Sudarso
        "bunuh lah aku, aku lah yang salah, aku yang akan menanggung ini semua. Tolong jangan balaskan dendam mu pada negaraku. Aku sangat cinta negara ku ini" teriak joosh
        "Apa arti pahlawan dan idola bagimu ? apa kau ingin menjadi pahlawan joosh" tanyaku