Nenek Aminah gemetar.
Sekilas Alida melirik neneknya. “Nenek tenang aja,” katanya.
Ketika Alida menoleh, laki-laki itu menyibakkan jaket hitamnya dan memperlihatkan sebuah belati yang terselip di pinggangnya.
Alida menurunkan kaca jendela mobilnya. Begitu kaca jendela terbuka, laki-laki itu membentak Alida.
“Serahkan dompet, tas, ponsel...!”
“Tenang....tenang...” kata Alida.
Ia menyerahkan ponselnya. Dengan cepat laki-laki itu menyambar. “Dompet! Tas!”
Alida memberikan dompetnya.
“Tas! Mana Tas?”
“Sebentar.” Alida menjemba tas di kursi belakang dengan tengan kirinya. Begitu tas sudah dalam genggamannya, tanpa terduga ia menyikut wajah si perampok yang sedikit masuk ke dalam mobil. Sekeras-kerasnya.
Kena serangan tak terduga, si perampok terpental sambil memerentetkan kata-kata sampahnya. Dengan cepat Alida membuka pintu mobil. Laki-laki yang belum sepenuhnya sadar apa yang terjadi, kembali kena tendangan keras Alida. Persis di dadanya. Ia terjerembab jatuh ke belakang.
Si pengendara sepeda motor yang sedang menunggu dengan cepat turun untuk membantu. Sebilah pisau di tangannya. Ia berlari menghampiri Alida. Namun, Alida dengan cepat melayangkan tendangan kaki kirinya. Laki-laki itu nyaris terjatuh.