“Kamu kira Nenek nggak tahu bacaan kayak gitu?” Nenek Aminah memulai lagi.
“Tadi kok tanya?”
“Aku bukan tanya, aku cuma ngetes. Bener apa nggak kamu paham artinya. Ternyata kamu memang lumayan hebat.”
“Siapa dulu dong Bapaknya...”
“Bapakmu itu siapa dulu dong ibunya...”
Alida menyambar pete bakar. Makan nasi uduk tanpa pete bakar rasanya kurang gimanaaa gitu.
Nenek Aminah tak mau kalah. Ikut mengambil pete bakar lain. Keduanya kemudian tenggelam dengan santapan pagi masing-masing.
*
Beberapa saat kemudian, Alida sudah berada di belakang kemudi, mengantarkan Neneknya ke rumahnya di kawasan pinggiran kota.
“Kenapa sih Nenek nggak tinggal sama kami aja?” tanya Alida setelah beberapa lama saling diam.
Jalan agak lengang. Tak ada kendaraan di belakang maupun di depannya. Hari masih agak pagi. Sekitar pukul 10.00.
“Kamu mau direpotkan sama aku?” Nenek Aminah balik bertanya.
“Hidup kan memang harus ada repotnya, Nek.”