“Untuk kali ini, saya masih bisa memaafkan. Tapi saya tidak mau kejadian serupa terulang. Saya akan bertindak!”
Mata Alida terus memandangi orang itu. Namun, diam-diam, jauh di bawah sana ada angin yang diam-diam menerobos sebuah lubang gelap. Alida kentut. Beberapa saat kemudian, baunya menyebar.
Kentut pete.
“Hah! Bau apa ini? Bau apa ini?” ayah Sandoro berteriak-teriak. “Kurang ajar! Kurang ajar!” ia melanjutkan seraya kabur keluar ruangan menghindari kentut pete yang dikeluarkan Alida. “Ini ruang sekolah apa TPA?”
“Alida!” teriak Pak Baroto seraya ikut menutup hidungnya.
Alida kabur. (Bersambung, Insya Allah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H