PAGI. Hari Minggu. Matahari masih malas-malasan mengumbar sinar ultra-violetnya di langit timur.
Nenek Aminah duduk di beranda. Menikmati teh panas dan nasi uduknya. Alida menghampiri dengan rambut yang masih agak basah setelah mandi.
“Salam likum, Nek,” sapa Alida seraya duduk di kursi kosong. Mengambil bungkus nasi uduk. Membukanya. Memakannya.
“Ndak baca bismilah to?”
“O iya, lupa, Nek,” Alida cengengesan. “Bismillah awwaluhu waakhiruhu...” ia melanjutkan.
Nenek Aminah menoleh. “Baca apa kamu?”
“Baca bismilah, Nek.”
“Kok gitu?”
“Ah, Nenek payah ni. Kalau makan terus kita lupa baca bismilah terus ngebacanya pas sedang makan, baca gitu, Nek. Artinya, dengan nama Allah di awal dan di akhir...”
“Sok tahu kamu...”
Nenek Aminah menyembunyikan rasa malunya.