Di tingkat ini, fans merasa memiliki keterkaitan khusus dengan sang idola dan seolah bisa merasakan apa yang tengah dialami sang idola.
Fans yang bisa ikut sedih saat idolanya diterpa gosip, idolanya putus cinta, atau geram saat idolanya dihina, bisa jadi sudah berada di tingkat ini.
Fans di tahap ini pun kerap merasa bersalah bila menganggap tidak bisa mendukung idolanya, seperti terlambat streaming video atau terlupa menonton satu episode reality show. Fans tahap 2 juga kerap memaksakan orang lain untuk turut menyukai idola mereka.
3. Borderline-pathological
Pada tingkat ini, fans sudah membentuk suatu keyakinan bahwa idolanya adalah pusat kehidupannya. Mereka memiliki fantasi bahwa ia memiliki kedekatan khusus dengan sang idola dan saat ia mengalami kesulitan, idola tersebut akan datang membantunya.
Fans pada tahap ini dapat dikategorikan sebagai fanatik, karena ia akan melakukan apapun untuk membuktikan cintanya pada sang idola.
Fans di level 3 bisa mendedikasikan hidupnya untuk idola, seperti menghabiskan seluruh waktu, uang, dan perhatiannya pada sang idola. Beberapa di antara mereka bahkan bisa menguntit idolanya ke mana pun.
Beberapa fans meneror sang idola maupun orang-orang yang dekat dengan sang idola, karena menganggap idolanya adalah “suami” atau “istri” dan tidak boleh ada yang memiliki idola tersebut.
Semakin tinggi tahapan pemujaan, individu dapat dikatakan sudah mengalami adiksi, yang menyebabkannya gagal mengendalikan dorongan diri, cenderung tidak fokus menjalankan aktivitas rutin, dan kesulitan untuk menjalin relasi dengan orang lain, terutama relasi romantis, secara sehat (Mc.Cuthcheon dkk, 2016).
Ngidol adalah suatu fase kehidupan yang umum dialami oleh tiap individu. Ngidol bisa mendatangkan manfaat, seperti sarana rekreasi untuk menghilangkan penat, memiliki topik obrolan yang menarik dengan teman-teman sesama fans, dan menjadi sumber inspirasi untuk berkarya, maupun mencontoh perilaku baik dari idola.
Ngefans itu boleh saja, asal tidak menjadi fanatik. Sahabat, coba cek diri kalian masing-masing, apakah perilaku ngidol kalian masih tergolong wajar atau sudah keterlaluan?