Mohon tunggu...
Mardiana Hayati
Mardiana Hayati Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog kemarin sore, yang terus belajar supaya makin kece :)

Hai, nama saya Dian! Psikolog yang bekerja di RSUP Fatmawati, Jakarta. Suka ngobrol dan menulis. Yuk, kenalan dengan saya! Add ig @mardiana_hayati_solehah

Selanjutnya

Tutup

Kkn Artikel Utama FEATURED

Cara Mengidolakan dengan Asyik Tanpa Fanatik

11 Oktober 2020   11:49 Diperbarui: 31 Juli 2024   14:40 1995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesuksesan BTS dalam merajai dunia musik, tak lepas dari jasa ARMY yang senantiasa mendukung idolanya dalam berbagai bentuk. Banyak para ARMY yang tak segan begadang untuk streaming video klip BTS, maupun menonton berbagai reality show mengenai keseharian para anggota BTS. 

Banyak ARMY yang rela merogoh koceknya begitu dalam untuk membeli berbagai album maupun merchandise BTS. Ada pula ARMY yang sampai fanwar di sosial media bila ada yang menghina idola mereka atau bertengkar dengan sesama ARMY karena rebutan bias (sebutan untuk anggota yang paling disukai).

Bagaimana sih perilaku ngidol  itu? Apakah wajar atau malah tidak wajar?

Begini ya, Sahabat, mengagumi idola merupakan hal yang manusiawi. Perilaku ngidol ini biasanya lebih kuat dialami oleh para remaja. Bila dikaitkan dengan tahap perkembangan psikososial remaja, yaitu pembentukan identitas (Santrock, 2002), maka remaja sudah mulai mengenali dirinya dan memiliki preferensi akan hal-hal yang disukainya. 

Oleh karena itu, remaja sudah mulai membentuk kesukaan yang kukuh akan suatu hal, seperti genre musik, selera berpakaian, dll.

Selain itu, remaja pun akan lebih mudah menjadikan sosok selebriti sebagai panutan, karena terpukau oleh penampilan mereka yang dianggap keren. Tergabung dalam fandom tertentu pun memperkuat identitas remaja, sebagai individu maupun bagian dalam kelompok (Lacasa, dkk, 2017).

Dalam Psikologi, dikenal istilah pemujaan selebriti, yaitu perilaku kaum awam yang menunjukkan keterikatan pada selebriti, seperti musisi, artis, atlet, maupun figur publik lainnya. Mc.Cutchcheon (dalam Mc.Chutcheon dkk, 2016) membagi pemujaan selebriti menjadi tiga tingkatan, yaitu (1) entertainment-social, (2) intense-personal, dan (3) borderline-pathological.

Berikut adalah penjelasan tiap tingkatan berikut :

1. Entertainment-social 

Pada tingkat ini, fans biasanya menjadikan aktivitas ngidol sebagai bentuk hiburan. Fans tingkat 1 suka mendengarkan lagu-lagu idola saat mengerjakan tugas atau membersihkan rumah, melihat tayangan idolanya sepulang bekerja atau di saat istirahat, dan suka membicarakan mengenai idolanya dengan orang lain, terutama dengan sesama fans. Tahap ini tergolong wajar dan sebagian besar orang melakukannya.

2. Intense-personal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun