Kerentanan fase telur dan nimfa inilah yang menyebabkan capung akan pilih-pilih tempat untuk melanjutkan fase kehidupannya.
Jadi itulah alasan mengapa dia dijadikan indikator untuk memonitor kebersihan air.
Akan tetapi saat ini capung mulai terancam keberadaannya. Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim akibat aktivitas manusia atau dikenal dengan sebutan antropogenik berdampak pada kepunahan capung.
Seperti apa sih perubahan iklim ini mengancam kehidupan capung?
Adaptasi Capung Jantan dan Efeknya terhadap Populasi Capung
Saat kita mengeksploitasi sumber daya alam berlebihan, membuang limbah-limbah ke lingkungan, membakar sampah, asap-asap kendaraan dan industri menyebabkan karbon terlepas dan menjadi gas rumah kaca.
Efek gas rumah kaca membuat suhu bumi meningkat. Saat ini kita merasakan betul bagaimana suhu sangat terik.
Naiknya suhu bumi ini menyebabkan capung jantan beradaptasi. Proses adaptasinya dengan melepaskan pola atau motif hitam yang terdapat pada sayapnya.
Capung jantan terpaksa menghilangkan pola hitam itu karena ada sebabnya, yaitu untuk mencegah overheat. Dalam akun akujugaterdampak yang diolah dari berbagai sumber, disebutkan bahwa pola hitam pada sayap capung dapat meningkatkan suhu tubuhnya sampai dua derajad celcius.
Kenaikan suhu dua derajad ini berisiko kematian bagi tubuh mungilnya, sehingga untuk beradaptasi, mereka menghilangkan pola hitam dengan memproduksi sedikit melanin untuk sayapnya.