Dengan Matahari sebagai pemandumu, apa perlunya menegaskan siapa engkau dan siapa aku ?
Di mata Matahari, tak ada semut hitam dan semut merah.  Jadi mari  engkaudan aku sama-sama berbaris sebagai ‘kami’ dan berjamaah .
.
[caption id="attachment_213457" align="aligncenter" width="682" caption="Twilight pagi dan senja adalah salah satu fenomena alami yang memungkinkan manusia menyaksikan cahaya Matahari dalam wujud polarnya. Fenomena alami lainnya adalah pelangi, aurora, juga glory. (Foto karya Pungki Wiryawan Purboyo)"]
.
Betapa penting menetapkan penglihatan kita secara in-formation !
Agar kita bisa mengimbangi spektrum cahaya Ilahi yang selalu in-formation, lalu membentuk barisan yang juga in-formation. Kondisi in-formation itulah yang selalu memperbarui, sembari meneguhkan aku dan engkau sebagai kami yang bersatu. Dengan begitu, siapa tahu kita tak lagi memerlukan deklarasi pemersatu !  [*]
*
. *) Peranan Langit sebagai reflektor mengubah sunlight yang tunggal (singular) ..... menjadi skylight yang polaritas spektrumnya lengkap dan pluralistik. ^_^ **) Pengamatan terhadap semut Cataglyphis Noda di habitat alaminya sendiri, Tunisia. .
Catatan gak penting ;-) : 1. Ada pesan yang terbaca jika Anda menggerakkan kursor pada gambar. ;-) 2. Artikel ini dimuat di sebuah majalah internal untuk kalangan terbatas, edisi Oktober 2011, dengan tema menyambut Sumpah Pemuda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H