Jika ada motivator yang telah membimbing mereka menjadi team players, di manakah ia berada ?
Dan sebagai koloni yang seakan-akan berpegang pada semboyan “Semua untuk Satu, Satu untuk Semua”, kita benar-benar perlu mengenal siapa pemimpin mereka !
.
Menariknya, ternyata tak ada sosok pemimpin yang dominan dalam koloni semut; bahkan Ratu mereka ‘hanyalah’ Ibunda bersama yang menjaga kelangsungan reproduksi. Tak ada sentralisasi komando, karena kepemimpinan dalam kerajaan semut itu merata dan terdistribusi. Entah apa yang membuat individu semut begitu disiplin dan berdedikasi.
Mereka semua bagaikan satu jiwa, dimana peleburan aku menjadi kami mengubah mereka menjadi sebuah superorganisme.
.
Rahasia semut dalam menata-diri itu ternyata terletak pada penglihatan mereka !
Mata mereka memiliki polariskop, artinya : Ke manapun ia diarahkan, yang terlihat adalah peta warna-warni. Dengan peta tersebut, mereka dipandu menuju informasi apapun yang mereka butuhkan. Mereka tak akan pernah tersesat, selama polariskop mereka memiliki kapasitas untuk mengenali seluruh spektrum cahaya. Seyogyanya mereka tak akan pernah tersesat, karena sumber peta tersebut adalah ... Matahari.
.
Ketika cahaya Matahari memancar, adalah Langit yang paling siap untuk menjadi reflektornya.
Langitlah yang kemudian mengubah berkas cahaya itu menjadi spektrum pelangi *). Berkat Langit, berkas cahaya putih -yang seringkali tajam, menyilaukan dan tak mudah diikuti- itu menjelma menjadi peta warna-warni. Betapa beruntungnya hewan berpolariskop seperti semut dan lebah, karena peta tersebut menjadikan mereka fokus pada tujuan, tanpa perlu disesatkan oleh hingar-bingar dunia yang tak bermakna !