Aku bahkan yakin sekali, bahwa fenomena saling mengamplopi berikut ini adalah ...tanda-tanda kehidupan surgawi ;-) *).
Lihatlah pohon pisang ini ! Â Sungguh tak ada pohon lain seperti pisang !
Mereka sudah melayani Bumi lebih dari sejuta tahun lalu. Para holtikulturis bahkan menduga pisang inilah buah yang pertama muncul di muka Bumi.
'.
Batangnya merupakan batang palsu, karena bukan merupakan kayu, melainkan terdiri dari lembaran-lembaran yang saling 'mengamplopi'. Demikian pula dedaunannya yang tumbuh bersusun-susun, diwarnai oleh kesantunan 'daun senior' yang rela merunduk untuk memberi jalan kepada 'yunior'nya.
Setiap bagian lalu bahu-membahu membantu kelahiran sang bunga, untuk selanjutnya memfasilitasi bunga untuk menjadi buah.
Dan ketika misi pertama sudah tercapai, misi berikutnya adalah mempersiapkan generasi baru -meski untuk itu berarti harus mengorbankan diri.
Pohon eksotik ini hanya berbuah sekali, sesudah itu mati.
Tapi sepanjang waktu dalam setahun, kita selalu bisa menikmatinya, berkat proses regenerasi pisang yang sangat sukses. Tunas demi tunas bersusulan dalam rumpun yang meluas, sehingga siapapun bisa menemukan apa yang dibutuhkannya, mulai dari batangnya, daunnya, lebih-lebih buahnya.
Mereka tumbuh merumpun dalam atmosfer saling melengkapi dan melingkupi, juga hadir dalam kehidupan mahluk lainnya sebagai sosok yang berfungsi melengkapi dan melingkupi. Merekalah yang tak henti-hentinya menunjukkan betapa pentingnya menjadi dan berbagi, bukan sekedar memiliki dan berekspansi.
Pohon pisang adalah karya Tuhan yang begitu bersahaja, namun di dalamnya terkandung filosofi yang paling universal, yaitu : "Development is envelopment".