Tapi maaf yah, aku masih belum bisa bersimpati  pada ulat-ulat penggerek itu ! ;-)
Sebagai upaya menebus ketidakadilanku tadi, bagaimana kalau kukatakan bahwa aku bersimpati pada gajah-gajah yang mengamuk dan menyerang pemukiman di pelosok Riau dan Jambi sekian tahun lalu ? Aku memahami betapa sulitnya hidup bersama manusia yang tak tahu artinya berbagi, bahkan tak punya rasa sungkan untuk menjarah tanah dan rumah-rumah mahluk Tuhan lainnya. Sayangnya gajah, macan, burung, dan tikus itu tak punya duta untuk mewakili kepentingan mereka. Jadi ketika hukum -yang ditentukan secara sepihak oleh manusia itu- tidak berpihak pada mereka, terpaksa mereka bertindak sendiri -persis seperti Robin Hood- dan menjadi ... the outlaw !
Because this is just a part of The Natural Law. It says : "When the law is oppressive, the only room left is to be an outlaw !"
Demikianlah saudara-saudara, tahu-tahu para hewan yang lebih dulu berpartisipasi di muka Bumi itu telah didakwa sebagai pelanggar hukum oleh mahluk yang paling yunior (baca : manusia) ini.
Betapa anehnya !
Mereka semua hanya sekedar mengikuti irama kehidupan secara by design (tepatnya disain Ilahiah), jauh berbeda dengan manusia yang memiliki keleluasaan untuk bergerak secara by choice.
Ratusan juta tahun sebelum kelahiran manusia, denyut Bumi bahkan ditentukan semata oleh disain Ilahiah tersebut. Namun setelah lahir peradaban manusia, 'hanya' sekitar ribuan tahun terakhir lalu, tiba-tiba saja disain Ilahiah itu tersingkir oleh pilihan parsial manusia.Tiba-tiba saja the Natural Law rancangan Tuhan itu dibredel, digantikan oleh hukum baru yang menciptakan ruang bagi the outlaw ini.
Pertanyaannya, seperti apakah Natural Law itu ?
Sepertinya Hukum Alam ini memiliki kemiripan redaksi dengan hukum manusia, yaitu: Pertumbuhan dan suksesi yang berhasil ditentukan oleh aktivitas "saling mengamplopi". Namun sudah pasti kandungan maknanya sangat jauh berbeda ;-).
Amplop yang dimaksud sama-sama membungkus, menyimpan dan melindungi sesuatu, juga sama-sama digunakan dalam proses memberi dan menerima (sambil berharap siapa tahu kelak ada imbalan yang sepadan ;-)). Tapi jangkauan perlindungan dan pemberian yang dijanjikan oleh aktivitas 'saling mengamplopi' ini jauh melampaui semua partisipan yang terlibat di dalamnya.