Mohon tunggu...
Maolana Syarif
Maolana Syarif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wiraswasta

Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lewat Pukul 5 Sore

3 Januari 2024   12:03 Diperbarui: 3 Januari 2024   12:16 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Mel, kamu gak buka grup chat kampus?" tanya Rania, aku menggeleng.

"Ponselku mati semalam," balasku.

"Berita ini heboh banget di grup chat kampus," ujar Rania, membuatku semakin penasaran.

"Apa?" desakku.

"Itu loh, Mel, ketua BEM kita, Kak Ilyas, ditemukan sudah meninggal karena kecelakaan di jalan desa berhutan, jam sebelas malam. Kata temannya, dia hendak menjemput pacarnya yang tersesat di jalan," jelas Rania, membuatku terdiam.

Apa? Kak Ilyas meninggal, dan ditemukan pukul 23.00? Bukankah kita baru saja berkenalan semalam, dan Kak Ilyas mengantarku pulang. Kami tiba di rumahku pada pukul 00.25, satu jam lewat dua puluh lima menit setelah Kak Ilyas ditemukan. Tidak, Rania pasti bohong, pikirku.

"Melia!"

"Amelia!"

Aku menoleh, dan kudapati Kak Ilyas yang memanggilku dari depan pos satpam. Aku menghampirinya dengan derai air mata yang entah sejak kapan membasahi pipiku. Tak lagi kuhiraukan keberadaan Rania yang samar berteriak, memanggil namaku.

"Kak-" suaraku tercekat, air mata semakin deras saja saat kulihat Kak Ilyas yang berdiri dengan lumuran darah.

"Melia, kamu tak takut padaku?" Kak Ilyas tersenyum, justru membuat tangisku semakin pecah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun