Aku kembali fokus pada ponselku yang sampai saat ini tak ada satu pun notifikasi yang tertera di layarnya. Sedikit putus asa, aku menelepon beberapa nomor yang berada satu grup chat denganku, grup chat kampus. Tak tahu siapa, aku tetap menghubunginya.
"Halo, ini siapa?" tanya suara di ujung telepon, yang akhirnya ada juga yang aktif dan mengangkat teleponku, setelah lebih dari dua puluh orang yang kutelepon dan tak aktif nomornya.
"Halo, Kak, aku Amelia, mahasiswi program studi pendidikan matematika, semester satu," ujarku, buru-buru.
"Kenapa? Ada perlu apa?" tanyanya lagi.
"Tolong, tolong aku," ujarku, menahan isak.
"Tolong apa?"
"Tolong datang ke lokasi yang aku share, aku tersesat, dan sendirian. Tak ada kendaraan di sini," jelasku, ketakutan.
"Aku tidak main-main, Kak. Tolong!"
Tiba-tiba, telepon terputus. Ponselku kehabisan baterai, padahal telepon tadi adalah satu-satunya harapanku sekarang. Di tengah keputusasaan, seorang perempuan cantik dengan gaun merah dan rambut yang dibiarkan terurai, menghampiri, dan duduk di sebelahku.
Buru-buru, aku menghapus air mataku, dan tersenyum padanya. Ada perasaan sedikit tenang, karena seseorang duduk bersamaku sekarang. Kulitnya putih, rambutnya panjang bergelombang, serta gaun merah yang menyentuh tanah.
Perempuan itu menoleh ke arahku yang masih tersenyum padanya. Ia pun bertanya, "Kamu bisa lihat saya?"