Ia melanjutkan dengan kisah bagaimana Rasulullah berpoligami. Tidak ada satu pun istrinya yang merasa diabaikan. Itu karena beliau adalah suami yang qowwam sejati.Â
"Kalau kita tidak bisa seperti beliau, lebih baik berfokus pada satu istri dan membimbingnya dengan sebaik mungkin," katanya.Â
Saya menatap Coach Hafidin dengan kagum. "Jadi, intinya, Coach?"
Ia tersenyum lebar. Rumah tangga itu ladang menuju surga. Seorang suami yang qowwam adalah yang mampu membimbing istrinya menjadi shalihah, bukan hanya menuntut, tapi juga memberi teladan.Â
"Jika ia ingin istrinya patuh, ia harus terlebih dahulu menjadi lelaki yang pantas dipatuhi. Jika ia ingin istrinya menjadi perhiasan terbaik, ia harus menjaga dan membimbingnya dengan penuh cinta dan tanggung jawab."
Saya menghela napas. Banyak yang harus direnungkan. Malam itu, saya pulang dengan hati yang lebih lapang. Rumah tangga bukan sekadar urusan duniawi, tapi juga ladang amal.Â
Menjadi seorang suami yang qowwam sejati, akan membawa keluarganya menuju surga, bukan sekadar menikmati dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI