Gagang pintu tiba-tiba bergerak. Perlahan terbuka. Sosok lelaki muda muncul.
"Sahrir, kau pulang?" kata Ibu sambil tersenyum. Tapi tiba-tiba senyumnya kembali memudar.
"Ini Kamal, Bu," kata anak mantunya sambil menggendong seorang balita lucu.
"Ya Allah, Kamal. Kenapa masih di rumah?"
Kamal terlihat tergagap. Siapa pun yang menghadapi Ibu pasti dibuat kebingungan. Berhati-hati dalam berucap dan berbuat.
"Kenapa kamu diam, Nak? Bukan kah Ibu minta kamu ke bandara jemput adikmu?" kata Ibu dengan lirih.
"Iya, Bu, sebentar lagi," kata Kamal. Setelahnya nafas besar dihembuskan perlahan.
Siti keluar dari dapur dan langsung merapat ke suaminya. Balita lucu diambil dari gendongan.
"Siti, telpon Sahrir. Khawatir dia sudah menunggu di bandara," kata Ibu.
Siti dan Kamal saling pandang. Mata Siti sudah tidak sanggup menahan air yang merembes di matanya.
Betapa lelahnya Siti, sejak pagi sudah ke pasar membeli Ikan patin yang akan dimasak pindang kuning. Makanan spesial untuk menyambut kepulangan Sahrir.