"Nanti gak bagus," kata Ibu.
"Bagus, Bu. Apalagi kain benting dan sarung itu ukurannya sama. Tidak bakal kekecilan atau kebesaran," kata Abang.
Dilema Ibu kemudian berakhir ketika nurut perkataan Abang. Melalui aplikasi kain benting dan sarung pun dipesan. Pembayaran ditransfer dari M-banking Abang. Harganya lebih murah dari budget yang biasa dihabiskan Ibu di Pasar Tanah Abang.
Hanya butuh tiga hari saja barang pesanan sampai rumah. Dikemas dengan satu karung besar.
Setelah salat taraweh Ibu kemudian membuka paket itu. Mengecek satu persatu kain benting dan sarung.
Keningnya mengkerut dengan buliran keringat yang membasahinya. Jari telunjuk dan jempol merasakan kualitas barang. Hingga sampai tengah malam, Ibu baru selesai mengecek semua barang.
Dari raut wajahnya tidak menunjukan ada kebahagiaan. Saya hafal betul, ketika Ibu menemukan kain yang bagus langsung ada senyum dan wajahnya berseri-seri. Tawar menawar pun terjadi sambil diselipkan guyonan dengan pedagang.
"Bagimana, Bu?" tanya Abang.
Ibu kemudian duduk di kursi. Menyeruput teh manis yang tak lagi hangat. Muka airnya tetap tenang.
"Pram, angkat ke gudang!" kata Ibu.
Wajah abang berubah pucat seketiks. Uang transfer belanja online belum diganti sama Ibu.