Mohon tunggu...
Roni Ramlan
Roni Ramlan Mohon Tunggu... Freelancer, Guru - Pembelajar bahasa kehidupan

Pemilik nama pena Dewar alhafiz ini adalah perantau di tanah orang. Silakan nikmati pula coretannya di https://dewaralhafiz.blogspot.com dan https://artikula.id/dewar/enam-hal-yang-tidak-harus-diumbar-di-media-sosial/.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gedung DPR

10 Oktober 2020   09:38 Diperbarui: 10 Oktober 2020   09:43 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah itu mereka berkacamata maupun yang berpeci

Semua terpahami sama dalam satu arti

Tokoh utama drama kolosal dalam mengerdilkan hak asasi

Seandainya deret kursi itu memihak aksi

Mungkin sejak awal takan pernah sudi masif disinggahi

Terlebih jijik membopong tubuh yang molor di saat rapat berkali-kali

Apalagi acuh tak acuh terhadap sejubel materi, mungkin ia sibuk mengutuk diri

Sementara semua kursi mufakat untuk angkat kaki

Dalam bungkamnya menertawakan kursi, pun meja menatap tajam sembari mengenali

Lima menit selanjutnya ia sibuk menyumpahi

Siapa-siapa yang selalu usil menampar pipinya berpuluh-puluh tahun dan kini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun