Mohon tunggu...
Maman Suryaman
Maman Suryaman Mohon Tunggu... Guru - guru SMK

Hobby menulis, maen catur,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rumus Matematis Penentuan Awal Bulan Baru (New Moon)

25 April 2023   20:09 Diperbarui: 27 April 2023   18:26 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Allah menciptakan bumi itu bulat tidak datar. Dengan ciptaan bumi yg bulat ini, maka sudah menjadi hukum alam bahwa pada saat maghrib setelah ijtima akan ada daerah/wilayah yang bisa melihat hilal dan ada pula yang tdk bisa melihatnya , bergantung pada koordinat dari wilayah tsb di muka bumi dan umur bulan sejak ijtima sampai maghrib.

Jadi dari uraian diatas , bisa disimpulkan adalah  kurang bijak apabila penentuan awal bulan dtentukan dengan rukyatul hilal  per wilayah negara / rukyat lokal.

Data ilmiah lain yang sangat perlu diketahui adalah sebelum terjadinya ijtima , bulan terbenam lebih dulu dari matahari , sedangkan setelah ijtima , matahari yang terbenam lebih dulu dari bulan, para pakar astronomi menyebutnya sebagai flip - flop.

 Jadi dengan metode hisab sangat jelas bisa disimpulkan bahwa awal bulan Qomariyah ditentukan dengan terjadinya ijtima pada saat maghrib matahari terbenam lebih dulu dari bulan.

Untuk mengusahakan kesamaan penetapan penentuan awal bulan Qomariyah, kuncinya adalah dengan menentukan daerah atau wilayah atau tempat yang jadi patokan standar bersama untuk menentukan awal penampakan hilal.(semacam GMT, di London).  Patokan ini penting karena bumi ini berberntuk globe, artinya saat tiba Magrib di setiap belahan bumi, khususnya di wilayah equator (katulistiwa) berbebeda untuk setiap  jamnya, Magrib di Indonesia lebih dahulu waktunya dibandingkan dengan waktu magrib di Saudi Arabia, selisih waktu 4 jam lebih cepat di Indonesia daripada di Saudi Arabia.

Mampukan suatu saat para alim ulama seluruh dunia berkumpul dan bermusyawarah bersama sama dan berbesar hati untuk sepakat menentukan awal tanggal bulan Qomariyah,  demi kesatuan umat.

Bukankah saat berhaji di Mekah, tidak ada lagi atribut Syiah tidak ada Sunni, tidak ada tarekat Qodariyah, Jabariah, Haqmaliyah, Muntazilah, tak ada atribut Madzhab Hanafi, Syafei, Hambali, Maliki. Tidak ada lagi NU, Persis, Muhammadiyah, Jemaah Tabligh.

Pada saat berhaji semua atribut golongan maupun firqoh  hilang, semua umat berwukuf sama di Arofah. Semoga kelak dikemudian hari tidak akan lagi terjadi perbedaan penentuan tanggal 1 Syawal.  

===oo00oo====

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun